transbonja's avatar

transbonja

Sweta Kartika
2.4K
Watchers
232 Deviations
148.6K
Pageviews
Grab it on:
transbonja.threadless.com/
www.tokome.id/greyjingga
www.tokome.id/wanaracomics
www.tokome.id/ragasukma

Join the community to add your comment. Already a deviant? Log In
Seminggu sebelum hari kemerdekaan RI, saya merenung di kamar kosan 2 x 3 m yang penuh inspirasi. Dari sana, saya berpikir ingin sekali menemukan semacam Resolusi dari sebuah kata "kemerdekaan" di masa-masa sudah merdeka. Tepatnya 67 tahun setelah proklamasi kemerdekaan menguar di jaringan ether bumi Indonesia.

Apa sih kemerdekaan itu? Setidaknya, saya harus bisa mendapatkan esensi kemerdekaan untuk saya sendiri.

Setelah sekian jam merenung dalam bisu, saya menemukan esensi yang menarik. Kira-kira, resolusi kemeredekaan yang saya pecahkan dari teka-teki kebisuan tadi tertulis seperti ini:

"MERDEKA artinya membebaskan diri dari segala belenggu keburukan.
MERDEKA artinya menjelmakan semangat dalam membangun kesejahteraan.
MERDEKA artinya membuka jalan seluas-luasnya untuk mencari dan menambah ilmu dan kesempatan riset.
MERDEKA-kan diri kita!
Merdeka-kan semangat berbagi kita!
Merdeka-kan diri dari kemalasan dan kesia-siaan!
Merdeka-kan diri dari orang-orang yang selalu menghalangi kita dalam berbuat kebaikan!
Jangan takut untuk merdeka!
Jangan takut pada orang-orang skeptis yang selalu menjajah dan mencoba melemahkan semangat kita setiap kali kita berkarya. Mereka tak lebih dari golongan kaum penjajah yang sesungguhnya, yang menyedihkan nasibnya. Yang hanya bisa mengutuk keadaan tanpa pernah bisa berkontribusi untuk negaranya. Jangan menyerah!
Buktikan dengan semangat kita untuk berkontribusi membangun negara dengan cara yang paling kita bisa.
Saatnya malu menjadi pemuda yang menyia-nyiakan kemerdekaan.
Saatnya malu menjadi pemalas.
Saatnya malu menjadi orang yang tak punya kontribusi berarti bagi negaranya.
Saatnya mengejar ketertinggalan.
Saatnya membangkitkan semangat lebih besar lagi agar bisa berjuang bersama sahabat-sahabat kita yang sudah sukses di garis depan.
Saatnya menjadi orang 'berguna'.
BERKARYA ATAOE MATI!!"

Saya sadar bahwa usia saya masih terhitung muda, dan semangat dalam diri saya masih meledak-ledak. Saya pribadi malu untuk menyia-nyiakan semangat ini dengan menelantarkan waktu saya. Saya merasa beruntung masih memiliki kesadaran ini. Di sekeliling saya, teman-teman seperjuangan masih sibuk dengan urusannya masing-masing, dan sebagian lupa akan tugasnya berbagi inspirasi kepada sesama. Semakin sering saya mendengarkan ceramah dari orang-orang sukses dari video TEDx, atau berbincang dengan orang-orang yang sukses dengan passionnya, atau membaca kisah-kisah inspiratif dan kepahlawanan dari buku-buku, semakin saya terbakar semangatnya untuk melakukan sesuatu untuk mengisi hari-hari saya dengan kegiatan yang bermanfaat. Saya bersyukur bahwa saya tidak sendirian. Di sekitar saya, banyak teman-teman dari kalangan komikus, penulis, gamer, dan sebagainya masih mengantongi aura semangat berkarya yang sama dengan saya. Alhamdulillah.

Sayangnya, kami tidak mungkin berjalan mulus mewujudkan semangat berbagi ini untuk menginspirasi sesama. Di depan kami selalu muncul orang-orang skeptis yang mencoba memadamkan semangat kami dalam berkarya. Mereka memfatwakan kegagalannya di masa silam dan terus-terusan menghina gerakan kami. Usaha mereka lumayan memprihatinkan karena faktanya kami samasekali tidak terpengaruh. Kami mulai curiga bahwa mereka sebetulnya hanya iri dengan apa yang kami kerjakan. Di luar itu, kami berpikir bahwa mereka tidak memiliki tingkat pengetahuan dan kemuliaan kecerdasan yang tinggi, akibatnya mereka hanya bisa terus-terusan mengutuk gerakan kami. Tapi sudahlah. Kami toh tetap 'legowo'. Mereka, orang-orang skeptis yang tidak yakin bangsa Indonesia bisa maju ini selalu memiliki ciri khas yang sama:
1. Mereka tidak punya karya dan kontribusi yang berarti bagi sesama
2. Mereka tidak punya kawan yang memiliki semangat membara
3. Mereka (sejauh yang bisa kami terka dari gaya bahasa dan pembahasannya) tidak memiliki kecerdasan yang tinggi.

Lalu kami mencoba mendinginkan hati dan kepala dengan menghibur diri, 'mereka bukan halangan bagi kami'.  Seperti peribahasa, "Anjing menggonggong, kafilah pun berlalu". They will stop barking on us when we grab our final achievement at the finish line. Toh pada akhirnya nanti, mereka juga akan menikmati usaha kami dalam membangun negri. Mungkin usaha kami kecil dan tak bermakna. Dari sekedar berbagi ilmu dan semangat di dinding facebook, atau berbagi nutrisi berkarya di facebook, sampai mengkaryakan komik bermuatan lokal untuk membuktikan bahwa Komik Indonesia juga bisa bersaing secara mutu dan konten. Kami; saya dan teman-teman komikus lain; percaya bahwa apapun yang sedang kami tempuh adalah sesuatu yang mulia, tidak ada upaya mencela, dan tulus serta ikhlas untuk berkarya. Kami suka melakukan semua ini. Tidak ada paksaan. Tidak butuh imbalan. Murni karena suka dan cinta.

Merdeka…

Inilah kemerdekaan bagi kami, para komikus yang berkarya di bidangnya untuk memajukan Indonesia. Kami jujur 'bekerja' membela passion dan harga diri bangsa kami.

"Saatnya untuk mengabdi. Berkorban untuk bangsaku. Menebus keterlambatan. Saat aku lahir, perang telah usai…" -Ketika Aku Mulai (Ebiet G. Ade).

Sekelumit yang bisa saya bagi adalah semangat. Dan semangat ini coba saya tularkan dengan komik sederhana.
Silakan baca komik bertema semangat kemerdekaan berjudul 67: BERKARYA "ATAOE" MATI di:

Komikoo—> www.komikoo.com/komik/67
Ngomik—> www.ngomik.com/chapter/12664/6…

XGRA AXY!!!
Join the community to add your comment. Already a deviant? Log In
Dulu pernah ada wacana menarik bahwa "Masa Depan Indonesia hanya bisa diselamatkan oleh pemuda-pemudi kreatif." Setelah wacana itu marak dan tersebar, mulailah bermunculan tentang hal-hal yang mengusung kata kreatifitas. Hampir dimana-mana; para pakar, praktisi, dan sebagian besar orang membuat event dan kegiatan dengan embel-embel nama kreatif. Saat ini, goal untuk mencapai titik kreatif itu mungkin hampir tercapai. Sebagai buktinya, telah aktif beberapa forum dan kegiatan yang membawa nama kreatifitas dan telah menelurkan 'produk-produk didikan' yang kreatif pula. Bahkan, pola berpikir dan berkarya 'kreatif' itu telah melekat pada masing-masing individu, sehingga melabelkan istilah 'insan kreatif' sebagai gelarnya. Apakah setelah menjadi insan kreatif, lantas masalah terpecahkan? Belum tentu! Rupanya goal dari kreatifitas itu tidak lantas berhenti sampai di situ saja. Ada hal lain yang justru menjadi KUNCI bagi keberhasilan program kreatif itu sendiri.

Pada dasarnya, KREATIF dan INOVATIF itu diperlukan pada awal sebuah proses berkarya. Namun, untuk melanjutkan program itu, kita harus DISIPLIN dan KONSISTEN melanjutkan prosesnya, sehingga goal dari sebuah penciptaan karya dapat tercapai dengan  hasil memukau. Sayangnya, dua hal terakhir itulah yang JUSTRU jarang sukses dilaksanakan. Jadi kata kuncinya adalah: Disiplin dan Konsisten.

Pernah muncul selentingan; Pemuda Indonesia itu banyak yang kreatif, tapi JARANG yang disiplin. Setelah dipikir-pikir memang benar adanya. Banyak dari kita dan teman-teman diluar sana yang canggih dalam menelurkan ide dan program karya yang kreatif dan innovatif. Tapi, hampir kebanyakan dari program itu lantas berhenti pada suatu titik dimana goal yang tercapai belum maksimal. Banyak yang tidak mengerti kenapa bisa begitu. Setelah diselidiki, ternyata alasannya sederhana saja. Kebanyakan dari kita itu TIDAK DISIPLIN dan TIDAK KONSISTEN dalam berkarya. Setelah satu ide program kreatif muncul dan dijalankan, pencetusnya tidak disiplin, lalu tidak fokus dan pesimis, lantas beralih ke ide kreatif lain yang muncul di tengah proses. Hasilnya, program-program berkarya kreatif itu pun kandas di tengah arena sebelum mencapai final goal yang diangankan selama ini.

Pertanyaannya:
Bagaimana cara menumbuhkan DISIPLIN DIRI dan MENANGGUHKAN KONSISTENSI dalam berkarya?

Untuk menjawab pertanyaan sederhana itu, setidaknya ada beberapa teori rumit untuk menjawabnya.
Teori itu adalah TEORI LIMA 'M':

1. Teori Motivasi

Teori motivasi berbunyi: "Seseorang bersemangat dalam berkarya karena merasa ADA KEUNTUNGANNYA."
Kebanyakan dari kita itu semangat berkarya hanya pada awal-awalnya saja. Biasanya di tengah proses, kita menyerah dan tergoda untuk pindah ke program karya kreatif yang lain. Mengapa bisa begitu? Sederhana saja. Karena sejak awal si pengkarya belum merumuskan keuntungan apa yang akan didapat dari karyanya. Atau bisa jadi si pengkarya kemudian tergoda pada keuntungan lain yang bisa didapat dari program karya lain, sehingga ia memutuskan untuk pindah program.

Langkah paling jitu dalam teori motivasi adalah: MERUSMUSKAN KEUNTUNGAN sebelum berkarya. Ini tidak menyalahi aturan kok, justru membantu kita menjaga periuk semangat agar tetap berasap hingga akhir proses. Tuliskan dan rumuskan kira-kira keuntungan apa yang bisa didapat dari program yang akan kita jalankan. Pasang rumusan itu di hati dan kepala kita layaknya billboard di jalan raya, sehingga kita tidak tergoda untuk mampir ke warung ide lain yang bermuculan di pinggir jalan, alih-alih kita justru akan semakin fokus berkarya tiapkali mengangankan keuntungan dari proses berkarya itu.

Contohnya: Bila kita sedang memulai program menulis novel, angankanlah keuntungannya. Impikanlah betapa indahnya ending cerita itu bila nanti dibaca oleh teman-teman kita. Bayangkan decak kagum dan kebanggaan teman-teman kita yang membaca karya novel kita. Halalkan membayangkan keuntungan finansial dan popularitas jika novel kita menjadi best seller nanti.
Ini sah-sah saja. Syaratnya: Perumusan keuntungan ini jangan diangankan berlebihan di awal proses saja, tapi justru di tengah proses. Itulah yang akan mengkatalisasi semangat kita sehingga kita akan melakukan manajemen percepatan waktu, dan aspek Disiplin diri dan Konsistensi dapat terselamatkan hingga akhir proses.


2. Teori Manfaat

Sepertinya sudah menjadi sebuah kesepakatan tidak tertulis bahwa "Sebaik-baik manusia itu yang paling memberi manfaat bagi orang lain". Kata-kata 'paling' itu bermakna 'banyak'. Artinya, seberapa banyakkah manfaat yang kita berikan kepada orang lain dengan karya kita. Karya itu tidak selalu berbentuk materi, tapi bisa juga non-materi, seperti: nasihat, pemikiran, ide, dan lain-lain. Jika di dalam hati kita sudah tertanam Teori Manfaat ini, maka kita akan terpacu untuk memaksimalkan karya untuk memberikan manfaat yang berarti bagi orang banyak, sehingga kita lebih disiplin dan konsisten dalam prosesnya.

Terkadang, kita masih kesulitan untuk memprioritaskan hal-hal yang bermanfaat untuk dilakukan terlebih dahulu. Malahan kebanyakan dari kita melakukan yang sebaliknya, artinya, hal yang kurang bermanfaat justru kita kerjakan berapi-api, sementara hal lain yang memberikan manfaat sebenarnya justru dikesampingkan. Cobalah untuk berpikir dewasa.

Rumus sederhana untuk membedakan anak-anak dengan orang dewasa itu adalah:
"Dalam mengerjakan sesuatu, anak-anak akan memilih hal yang paling menyenangkan. Sementara itu, orang yang dewasa akan memilih hal yang paling bermanfaat."

Sebagai orang bijak, kita harus bisa melakukan hal yang menyenangkan sekaligus bermanfaat.
Teori manfaat ini harus kita tanamkan dari awal hingga nanti berakhirnya proses berkarya. Bayangkan manfaat dari karya yang sedang kita buat nanti. Manfaatkanlah proses berkarya ini sebagai proses penempaan diri untuk belajar fokus sebagai seorang professional sejati. Rumuskanlah manfaat 'berproses' yang sangat menuntut kedisiplinan itu, sehingga ketika karya itu selesai tercipta, nilai diri kita JAUH LEBIH BERMANFAAT daripada karya yang kita ciptakan.



3. Teori Manajemen Jadwal
Nyaris berhubungan dengan Teori Manfaat, Teori Manajemen Jadwal ini fokusnya adalah "Menghargai Waktu". Hidup di dunia di belahan manapun,kita akan dianugerahi modal waktu 24 jam. Seorang professional yang paling beruntung adalah mereka yang bisa memanfaatkan 24 jam itu untuk berkarya sebaik-baiknya. Sayangnya, terkait dengan teori manfaat di atas, kita lebih menjagokan energi untuk melakukan hal-hal yang kurang memberi manfaat.

Rumusnya adalah: Mengurangi Melakukan Hal-hal Negatif yang Membuat Kecanduan.
Hal-hal negatif ini sifatnya sangat relatif, diukur dari masing-masing individu. Misalnya, kurangilah main Game yang membuat kecanduan. Kurangilah kongkow/nongkrong-nongkrong nggak jelas yang menghabiskan waktu. Kurangilah duduk seharian meratapi dinding jejaring sosial yang membuat kecanduan. Kurangilah merokok yang membuat kecanduan. Lho, apa hubungannya sama merokok? Ada! Merokok itu mengurangi tiga jatah hidup kita: Waktu, Kesehatan, dan Uang. Kalau nggak kecanduan sih nggak masalah. Yang jadi masalah adalah kalau kita jadi kecanduan, sementara budget kita minim dan kecerdasan kita akah kesehatan cenderung jongkok. Rasanya jarang sekali orang bisa berkarya sambil merokok. Kalaupun ada, ya paling satu-dua orang saja, dan itu pasti orang spesial. Intinya, mulailah memetakan hal-hal posotif dan negatif ditinjau dari sisi kemanfaatan waktu.

Langkah sederhana dalam melaksanakan teori ini adalah: MENULISKAN JADWAL KITA SEHARI-HARI.
Seorang game-maker di Square-Enix bernama Tokita Takashi pernah melakukan presentasi tentang karya-karya gamenya. Slide ketiga dari presentasi itu berisi tentang Jadwal Hidupnya dari bangun pagi sampai tidur lagi sepulangnya bekerja. Beberapa orang juga pernah menceritakan tentang kebiasaan orang jepang dalam menuliskan jadwal hidupnya, dan memampangkannya dengan bangga ke koleganya. Artinya, mereka sangat menghargai waktu dan disiplin terhadap jadwal hidupnya.

Menjiplak kebiasaan baik mereka, maka kita harus mulai belajar menuliskan jadwal hidup kita sehari-hari.
Otak manusia cenderung berpikir secara visual. Seseorang akan kesulitan mengangankan jadwal hidup jika tidak menulisnya.
Maka, TULISLAH jadwal hidup kita.
Belilah whiteboard dan pasanglah didinding dimana mata kita bisa mudah mengaksesnya. Tulislah deskjob kita berikut deadline dan cara pengerjaannya. Cobalah menuliskan peta berpikir kita pada papan putih itu. Dengan kita menuliskan jadwal, kecenderungan kita untuk patuh akan menjadi tinggi, sehingga KEDISIPLINAN dan KONSISTENSI dalam berkarya akan tercipta. Sediakan kalender meja di bawahnya. Lingkari tanggal-tanggal yang sekiranya penting dan buatlah plan-plan sederhana pada bulan-bulan berikutnya. Cara ini sangat efektif untuk menyusun visi-misi kita ke depan, sehingga kita bisa hidup sebagai professional yang lebih terrencana.

Langkah berikutnya adalah Membuat Deadline-deadline personal.
Jika kita sudah dipatok dengan deadline dari klien, maka buatlah deadline personal untuk kita sendiri yang jadwalnya jauh lebih maju daripada deadline mereka. Menyiksa-kah? Jelas! Tapi justru dengan begitulah kita merasa tercambuk dan tertempa dengan lebih keras. Dengan adanya deadline personal itu, kita jadi mempunyai waktu leluasa untuk melakukan perbaikan dan penyempurnaan.

So, mulailah menyusun jadwal kita~!



4. Teori Membanggakan Prestasi Orang Lain
Kata orang, teori ini sangat riskan. Ada sebagian orang yang percaya bahwa dengan melihat prestasi orang yang lebih unggul akan membuat kita minder dan putus asa dengan prestasi kita. Sebenarnya itu tergantung pola pikir saja. Mindset orang pesimis mungkin akan meneriakkan panji itu. Tapi sebagai orang Optimis, kita justru merasa akan TERCAMBUK melihat prestasi orang lain yang lebih gemilang.

Apakah kita harus iri dengan prestasi mereka?
Boleh! Asalkan 'iri' dalam skala Positif. Jika dia saja bisa sehebat itu, mengapa kita TIDAK? Jangan jawab pertanyaan ini dengan jawaban penuh keteduhan: "Nasib orang kan masing-masing". Memang benar. Tapi makna dari jawaban itu bukan berarti kita harus menyerah dengan nasib kita yang sedang terpuruk. Bisa jadi kita terpuruk dalam lembah kegalauan gara-gara kita MALAS, sementara mereka yang berprestasi hidup di puncak kecemerlangan semesta karena KEDISIPLINAN mereka dalam berkarya. Jangan iri yang negatif dengan berusaha menyusun kudeta untuk menumbangkan prestasi mereka. Melainkan iri-lah dengan semangat ke-professional-an mereka yang rupawan. Lalu cobalah untuk sharing passion dengan mereka, sehingga semangat dan kedisiplinan mereka akan tertular kepada kita.

Jangan melihat orang-orang yang berprestasi itu sebagai saingan, nanti kita cenderung akan minder dan berusaha menjatuhkan. Melainkan lihatlah mereka sahabat kita sebagai orang yang sama-sama berjuang di medan yang sama melawan musuh yang sama, yaitu: KEMALASAN dan KETIDAKDISIPLINAN.
Masa iya mereka bisa berprestasi sementara kita cukup begini-begini saja? Tidak. Saatnya memulai perubahan itu!
Dengan bekal teori inilah kita akan lebih mudah menjalankan visi-misi kita ke depan menjemput satu titik finish dengan catatan waktu dan kualitas terbaik.

5. Teori Maklumat "XGRA AXY"
Kalimat XGRA AXY (*baca: Segera Aksi) dipopulerkan oleh Repooblyq Qdjy :iconqedjy: , dan konon ini adalah semboyan yang dimaklumatkan dalam setiap aksi-nya. XGRA AXY bermakna: Bersegeralah melaksanakannya!

Esensi dari kata ini adalah:
    Start As Soon As You Can --> Mulai sekarang juga! Jangan ditunda nanti, sejam lagi, atau besok. Sekarang!
    Stop Over Analyzing. Just Do It! --> Jangan kebanyakan mikir! Sudah, lakukan saja dulu!
    Take the highest Risk on your Decision --> Setiap kegiatan pasti ada resikonya. Hadapi saja resiko itu!

Pengecut sejati adalah orang yang gemar menunda-nunda, memilih bersembunyi dibalik kenyamanan nasib yang belum tentu nyaman, mendewakan kemalasan, terlalu banyak alasan setiapkali akan memulai sesuatu, dan takut menerima resiko dari setiap keputusan yang difatwakannya.
Sementara,
Seorang Pemenang sejati adalah orang yang tidak mudah menyerah, tertawa menantang setiapkali diterpa resiko, berani melakukan hal yang berbeda dari mainstream, selalu menjunjung tinggi kejujuran dalam berproses, dan selalu bangkit setiapkali gagal ditengah proses.
Pengecut sejati akan mati dalam ketiadaan dan sirna dalam kenangan siapapun, sementara Pemenang sejati adalah manusia yang menjunjung harga dirinya dalam memberikan manfaatnya bagi sebanyak-banyaknya orang.
XGRA AXY mungkin hanya kalimat sederhana, tapi dalam maknanya.

Empat teori di atas hanya akan tetap jadi teori jika kita tidak mempraktekkannya.
XGRA AXY adalah kalimat maklumat untuk melaksanakan empat teori itu.
Tanamkan kalimat XGRA AXY di hati dan pikiran kita, ketika akan berkarya maupun dalan proses berkarya.
Propagandakan kata XGRA AXY setiapkali kita menuliskan ide dan kata-kata semangat kita di manapun berada; status facebook, buku catatan harian, schedule-task di whiteboard, dan di dinding kamar mandi. Dengan adanya triger kalimat ini, maka kita akan malu menunda, dan bersegera dalam menjalankan kegiatan apapun.

---


Lima teori di atas mungkin masih jauh dari sempurna. Pastinya akan ada teori-teori lain dari rekan-rekan yang telah berhasil merumuskannya usai bergelut dalam proses. Hal yang paling memuaskan adalah ketika karya kita SELESAI dan DI APRESIASI oleh orang lain dengan penuh kebanggan. Dan kesempurnaan dari tuntasnya proses adalah KITA MENJADI INSAN YANG LEBIH BERHARGA DARIPADA KARYA YANG KITA CIPTAKAN. Selesaikan setiap hal yang sudah kita mulai.

Menjadi kreatif dan inovatif itu tidak cukup. Kita juga harus DISIPLIN dan KONSISTEN dalam berkarya.
Jangan menutup diri menerima ilmu, karena masih ada ilmu-ilmu bermanfaat lain di luar sana. Terbukalah untuk menerimanya.
Sebarkan ilmu dan teori ini seluas-luasnya. Pastikan orang lain menerima manfaat dari kita.

"Orang yang sombong bukanlah orang yang gemar memamerkan ilmunya, melainkan orang yang enggan menerima ilmu dari orang lain, karena merasa ilmu yang dimilikinya sudah lebih dari cukup".



XGRA AXY!!
Join the community to add your comment. Already a deviant? Log In
Saya pernah menyaksikan tayangan menarik dalam acara Ripley's: Believe It or Not tentang kisah seorang gadis bernama Laura Buxton. Dikisahkan, pada tahun 2002, seorang gadis bernama Laura Buxton berulangtahun pada usianya yang ke sepuluh. Pada hari itu, kakeknya memberi ide kepada Laura untuk menuliskan keinginannya pada secarik kertas. Usai menulisnya, Laura kemudian menempelkan kertas itu ke sebuah balon helium kuning. Tulisannya sederhana, "Please Return to Laura Buxton" dan menuliskan alamat rumahnya di sisi sebaliknya. Balon itu kemudian diterbangkan dari kediamannya di Staffordshire, Inggris, dan menyaksikannya terbang meninggi membelai langit. Kemudian Laura menunggu. Seratus empat puluh mil kemudian, balon kuning itu mendarat di sebuah pagar rumah sederhana di sebuah desa kecil bernama Wilt. Balon itu dipungut oleh seorang gadis, lalu membaca pesan yang tersurat di kertas yang menempel pada sisi balon. Dan keajaiban terjadi pada saat itu.

Ternyata, gadis yang memungut balon itu memiliki nama yang sama: Laura Buxton. Persis sesuai dengan pelafalannya, tanpa terkecuali. Laura Buxton #2 pun mulai menulis surat kepada Laura Buxton #1 berdasarkan alamat yang tertulis di balik pesan. Gadis kecil itu menceritakan ketidakpercayaan dan ketakjubannya kepada Laura Baxton di seberang sana, dan tak lama setelah itu mereka akhirnya dipertemukan. Rupanya, kesamaan mereka tak berhenti sampai di situ saja. Ternyata keduanya memiliki perwajahan yang mirip satu sama lain. Rambut mereka berwarna sama. Dan mereka lahir pada tanggal dan hari yang sama, di dua tempat berbeda. Padahal keduanya tak memiliki keturunan sedarah, demikian juga kedua orangtua Laura. Yang paling menarik dan unik adalah kesamaan hewan peliharaan mereka. Ternyata kedua Laura Buxton sama sama memelihara kelinci berbulu kelabu dan seekor anjing labrador hitam berusia 3 tahun.

Fenomena Laura Buxton ini kemudian diangkat ke media-media cetak pada saat itu.

Apakah ini sebuah kebetulan?
TIDAK

Tuhan di atas sana mengajarkan kepada kita sebuah keajaiban. Fenomena Laura Buxton adalah salah satu bukti adanya keajaiban antara dua manusia. Yang terjadi pada kedua Laura adalah Keajaiban "Persamaan". Bagaimana mungkin keduanya bisa memiliki kemiripan di banyak hal sedangkan keduanya berasal dari keluarga dan tempat yang berbeda? Tidak ada yang tahu.

Di lain sisi, sebagai bentuk perlawanannya, Tuhan juga menciptakan konsep "Keterbalikan".

Jika di dunia ini ada kejadian atau subjek yang begitu sama satu sama lain, maka di belahan lain ada kejadian atau subjek yang sangat bertolak belakang. Kitab suci orang Islam mengajarkan bahwa "Tuhan menciptakan dua hal, dan keduanya saling berlawanan; hitam-putih, siang-malam, baik-jahat". Diimani atau tidak, itu memang terjadi.


Para ilmuwan di CERN, Rusia,melakukan sebuah eksperimen luar biasa dari sebuah "cincin akselerator partikel" raksasa yang disebut sebagai Large Hadron Collider (LHC). LHC ini diciptakan untuk menjawab titik mula teori Big Bang dalam skala mikro dengan disiplin keilmuan Fisika Partikel. Dari hasil percobaan itu, lahirlah sebuah senyawa bernama Anti-Materi. Konon, Anti Materi ini disebut-sebut sebagai lawan tunggal dari "Materi". Atau dalam bahasa sederhananya, Anti-Materi adalah kebalikan dari Materi. Dan kebalikan itu berfungsi dalam segala hal. Jika Materi, sekecil apapun, pasti memiliki masa, maka Anti-Materi berlaku sebaliknya. Dan dengan senyawa ini, maka Materi apapun akan musnah jika dipertemukan dengan Anti-Materi, tanpa meninggalkan sisa pembakaran apapun. Sempurna.

Lahirnya Anti-Materi ini adalah satu bukti bahwa di dunia ini berlaku sebuah sistem yang diajarkan oleh Tuhan bahwa: selalu ada sisi kebalikan dari segala sesuatu. Dan inilah yang dinamakan Konsep Keterbalikan. Fakta tentang temuan ilmuwan CERN ini kemudian dikembangkan oleh Dan Brown sebagai benih cerita dari novel karyanya yang berjudul: Angels and Demon.

Masih menduplikasi Konsep Keterbalikan, Dan Brown pun memberi tajuk "Angels and Demon" yang jika ditinjau berdasarkan keilmuan Bibel, maka dua subjek itu pun sangat berlawanan. Malaikat dan Iblis. Konon, Dan Brown sengaja memakai seni Ambigram dalam setiap penulisan grafis di novel ini untuk menunjukkan bahwa meskipun berkebalikan, keduanya masih berada dalam kesamaan. Angels and Demon adalah perwakilan dari sisi baik dan sisi jahat manusia. Dan pada suatu saat keduanya akan dipertemukan.

M. Night Shyamalan, seorang sutradara berdarah India, pernah menyutradarai sebuah film berjudul UNBREAKABLE yang diperankan oleh dua aktor papan atas Hollywood, Bruce Willis dan Samuel L. Jackson. Dalam film ini, Shyamalan juga mengadopsi konsep keterbalikan yang ditinjau dari sisi yang sangat menarik. Dikisahkan, David Dunn (Bruce Willis) adalah seorang yang sama sekali tak pernah sakit dan terluka fisik selama dia hidup. Di lain sisi, muncullah seseorang bernama Elijah Price (Samuel L. Jackson) yang semenjak lahir mempunyai tulang yang sangat rapuh dan mudah patah. Kedua insan ini kemudian dipertemukan oleh serangkaian kisah menakjubkan hingga berujung pada kenyataan yang pahit dibalik pertemuan mereka. Si Kuat bertemu Si Lemah. Shyamalan percaya dan meyakini konsep keterbalikan ini, dan teorinya kemudian dijelaskan dalam dialog antara karakter utama dengan karakter antagonisnya. Sebuah cara yang menarik dalam melihat "Konsep Keterbalikan".



Di segala aspek kehidupan, Konsep Keterbalikan ini pasti akan kita temui.
Dan "asmara" adalah salah satu jalur menarik dalam menjelaskan konsepsi keterbalikan ini. Percayalah, meskipun terdengar dipaksakan, di luar sana, saya pernah mengalami hal yang sangat berlawanan, ketika bahwa:

"Aku sangat mencintainya"
"Sementara dia sangat membenciku"
"Dan kami pernah dipertemukan"

Hanya saja, tak akan ada yang berubah dari keduanya.

Yang saya yakini, ini hanyalah bagian dari Keajaiban yang ditunjukkan Tuhan tentang konsep keterbalikan. Dan saya takkan menyesali fakta ini, sampai kapanpun.
-----------------------------------------------

Tuhan menciptakan keajaiban demi keajaiban di dunia ini bukanlah untuk dipertanyakan. Namun, semata-mata hanyalah agar kita takjub denganNya, dengan ciptaanNya, dan dengan kejadian apapun yang diberikanNya kepada kita.
Join the community to add your comment. Already a deviant? Log In
Aku belum lupa bagaimana perasaanku waktu awal-awal mengenal dia?
Saking luar biasanya rasa itu menghantui. Sampai-sampai aku dibuat kesulitan membedakan mana saat merem-mana saat melek. Sebab diantara keduanya, rasa itu masih sama-sama terbayang.

Belum juga hari pertama berakhir, Aku sudah berharap akan datangnya hari lain untuk ketemu si dia. Untuk melihat dirinya lagi. Kenapa waktu begitu lambat?
Kenapa harus ketemu dia cuma tiap jam pelajaran olahraga di hari kamis?
Kenapa bisa ketemu dia cuma kalo les bahasa inggris?
Kenapa untuk bisa ketemu dia cuma kalau hujan turun dan jika aku berteduh disini?
Kenapa tidak setiap waktu ketemu dia?

Lihat anak-anak itu!
Teman-teman sekelasnya pastilah dilahirkan sebagai anak paling bahagia di dunia ini, karena mereka bisa melihatnya setiap hari. Menikmati keindahannya.
Aku tidak percaya mereka malah asyik dengan dunianya sendiri. Aku tak percaya tak ada seorangpun yang menggodanya. Tuhan, kenapa Kau tempatkan aku di kelas ini? Kenapa tidak Kau pindahkan aku sekelas dengannya?

Lihat diriku?
Aku hanya bisa melihatnya dari balik jendela.
Kupikir, kaca jendela ini pasti telah menggugurkan keberanianku untuk menyapanya.
Aku TAHU NAMANYA.
Tapi kenapa aku tak mampu MEMANGGILNYA??

Lihat jarak gedung ini. Gedung dimana aku disini dan dia disana.
Lihat lapangan yang memisahkan kami!
Tidakkah ini terlalu luas?
Kenapa sekolah tidak memindahkan lapangan ini ke sisi lain dan merapatkan gedung kelasnya dengan kelasku?

Apa-apaan ini?
Perasaan ini sangat menggangguku.
Sangat menggangguku.
Berapa kali aku dihukum gara-gara tak bisa konsentrasi memperhatikan pelajaran? Berapa kali ia mengalihkan perhatianku.
Hanya dari jendela ini aku  bisa menikmatinya. Itu pun kalau rotasi tempat duduk siswa ditiadakan. Hanya sebulan sekali aku bisa memandangnya bersandar di jendela. Seminggu sekali aku bisa pura-pura menggelindingkan bola basket ke posisinya berdiri di jam olahraga. Seminggu sekali jika les bahasa inggris yang semula malas kudatangi tiba. Dua tahun sekali hanya jika hujan mau turun dengan deras dan orangtuanya terjebak macet ketika akan menjemputnya.

Kau kirimkan dia untuk apa?
untuk  siapa?
Apakah untukku?
Untukku-kah?
....
Semoga saja begitu....
Join the community to add your comment. Already a deviant? Log In
Featured

Transbonja Official Merchandise by transbonja, journal

BERKARYA 'ATAOE' MATI by transbonja, journal

Teori Jitu Membangun Kedisiplinan by transbonja, journal

Keajaiban Konsep Keterbalikan by transbonja, journal

Kalau Monyet Jatuh Cinta by transbonja, journal